Bojonegoro- Bila ada yang mengatakan bahwa dalang wayang Thengul di Bojonegoro sudah hampir punah, maka tidak demikian dengan pengakuan dari seorang seniman karawitan yang sering diundang menggelar pertunjukan wayang khas Bojonegoro itu ke berbagai kota.
“Kalau dalangnya banyak, mungkin yang langka adalah pengrajin wayangnya,” ujar warga Desa Sumberarum, Kecamatan Dander yang juga adalah pimpinan kelompok seni tradisional Arum Laras. Dirinya mengaku sering ‘tandem’ dengan beberapa dalang Wayang Thengul asal Bojonegoro untuk pentas di berbagai kota.
Seperti yang dipentaskan di tribun Alun-alun Bojonegoro (14/05), dengan membawa 15 personil karawitan, kelompoknya didapuk untuk menjadi pengiring dari penmpian dayang Thengul, Ki Mudhabuntoro asal Desa Ngorogunung, Kecamatan Bubulan.
Dari wilayah Bubulan saja, menemukan dalang khusus wayang tiga dimensi ini tidak terlalu sulit. Selain Dalang Buntoro, saudara kandung Buntoro pun juga mempunai profesi yang sama, yakni sebgai dalang Wayang Thengul.
“Kami sering main bareng, hingga Sidoarjo dan Yogakarta,” tambahnya. Untuk pagelaran satu malam biasanya tariff yang dikenakan adalah sebesar Rp 3,5 Juta, yang meliputi pengiring lengkap berupa karawitan dan sindennya, sound system serta dalang dan wayangnya.
Wayang Thengul sendiri merupakan replika dari wayang orang, yang banyak lakon ceritanya mengambil dari cerita-cerita kerajaan nusantara. “Kalau wayang kulit khan cerita dari kerajaan Hindu di India, kalau Thengul lebih meng Indonesia,” terangnya.
Sebelumnya, pagelaran ini hanya sering digunakan untuk memeriahkan hajatan ata bersih desa, namun seiring perkembangan jaman, justru pagelaran wayang thengul saat ini lebih banyak digelar saat ada undangan pameran kesenian atapun sebagai hiburan aternatif sebuah event. (Kominfo02/JK/rea)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar