Welcome

widget

10 Juni 2009

Gencar Lakukan School Program 2009 Jatim PHBS

Pemkab Bojonegoro melalui dinas terkait terus melakukan upaya peningkatan program untuk kepentingan masyarakat. Melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Pendidikan (Disdik), Pemkab setempat gencar melaksanakan School Program 2009 Jawa Timur Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).



Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama dinkes-disdik dengan SPeKTRA Surabaya dan Yayasan Uni Peduli (PT Unilever Indonesia Tbk). Dan kegiatan tersebut kini tengah dilaksanakan di wilayah Kabupaten Bojonegoro
Menurut Alexander Mubarok, Tim Motivator Kabupaten School Program Jawa Timur 2009, sejumlah sekolah dan posyandu, yang merupakan sasaran dari program ini sudah mempraktikkan PHBS. Program ini lanjut Alex, dimulai pada 30 Maret dan akan berakhir 31 Juli mendatang dengan kelompok sasaran 100 sekolah dan 100 posyandu di 7 kecamatan.
Dijelaskan, school program bertujuan untuk memberi penyadaran PHBS bagi siswa SD dan masyarakat melalui posyandu dalam bentuk kegiatan KIE (kampanye, informasi dan edukasi). "Untuk anak sekolah, PHBS dipraktikkan antara lain dengan cara sikat gigi dengan benar dan cuci tangan hingga bersih," kata Alex.
Sedangkan untuk para kader posyandu, tambah Alex, antara lain dipraktikkan dengan memasang media kampanye dan modul posyandu. (Pemkab)

Disparbud Akan Datangkan Ahli Arkeologi

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bojonegoro akan secepatnya membawa batu bata yang konon peninggalan Zaman Kerajaan Majapahit itu ke Badan Arkeologi, di Kabupaten Mojokerto, Jatim. Cara tersebut untuk mengetahui kebenaran asal-asal usul batu bata itu. ”Kita masih koordinasi dengan pihak Badan Arkeologi di Mojokerto, apakah nanti batu bata ini dibawa kesana atau mereka kita minta untuk kesini,” ujar Kepala Disparbud Bojonegoro Mardikun, Senin (08/09/2009).

Menurut Mardikun, jika hasil penelitian arkeologi itu menyatakan bahwa batu bata berukuran panjang 30 cm, lebar 14 cm dan tebal 5 cm ini merupakan peninggalan Zaman Majapahit, maka Disparbud akan menaruh batu bata tersebut di Museum Bojonegoro, di Jl. Patimura. ”Karena itu harus diteliti lebih dulu. Dan, penelitian itu harus dilakukan seorang ahli arkeologi. Sehingga bisa tahu kebenarannya, apakah benda ini memiliki unsur sejarah apa tidak,” terang mantan Kepala Dinas Pendidikan ini.



Dia juga menjelaskan, bila batu bata itu memiliki unsur sejarah, maka Disparbud juga akan menggali lokasi tempat ditemukannya batu bata tersebut. ”Jika benar batu bata itu ada unsur sejarahnya, kita juga akan meminta petunjuk ahli arkeologi untuk menggali tempat itu. Sebab, ada teknik tersendiri dalam menggali atau menemukan barang-barang bersejarah ini,” ungkap Mardikun.

Mardikun menduga, dengan latar belakang Khayangan Api yang merupakan salah satu tempat pembuatan senjata pada Zaman kerjaan Majapahit, tidak menutup kemungkinan di tempat tersebut banyak tersimpan benda-benda bersejarah. ”Jika bisa ditemukan kan lebih bagus. Sehingga benda itu bisa untuk bukti dan kita simpan di museum. Sekaligus dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi generasi muda tentang sejarah di sini,” pungkasnya.(Kominfo)

SMAN 3 Bojonegoro Melaju Ke Final LKTW Tingkat Nasional

Dunia pendidikan di Kabupaten Bojonegoro, terus menggeliat. Prestasi demi prestasi telah ditunjukkan oleh sejumlah sekolah hingga ke tingkat nasional. Kali ini prestasi gemilang diraih SMAN 3 Bojonegoro. 3 siswa di sekolah tersebut yang tergabung dalam satu tim berhasil lolos untuk mengikuti babak final dalam Lomba Karya Tulis Wiraswasta (LKTW) tingkat SLTA se Indonesia.

Perwakilan tim dari SMAN 3 ini akan mengikuti babak final yang akan dilaksanakan di kampus Magistra Utama kota Malang ini pada 26 Mei besuk (hari ini). Setelah tim SMA 3 dalam seleksi naskah karya tulis berhasil menyisihkan sebanyak 217 naskah dari sekolah tingkat SLTA se Indonesia. ''Dari informasi dari panitia, naskah karya tulis yang masuk sebanyak 223," kata Susanto selaku pembina siswa dalam karya tulis ini.




Sementara ketiga siswa yang berhak mengikuti babak final dalam LKTW ini anatara lain, Dian Novita Fitriani, Mirza Alvira dan Stefany Riska Rezita. Ketiga siswa ini masih duduk di kelas sebelas pada jurusan IPA.

Naskah LKTW tim dari SMAN 3 ini berhasil menyisihkan pesaingnya yang lain, dengan judul Pemanfaatan Labu kuning atau Waluh (Cucurbita Moschata) Sebagai Sereal Untuk Balita.

Selain naskah LKTW, dalam kesempatan tersebut ketiga siswa juga memberikan penjelasan terkait metode dan proses pemasaran. Sebab, yang disajikan dalam naskah LKTW bukan hanya sebuah karya tulis, akan tetapi juga metode pemasaran dan penjualan dari temuan produk.

"Sementara naskah LKTW yang diambil oleh tim kami, setelah menemukan dan dijadikan home industri di Kelurahan Jetak Kecamatan Kota.

Sementara itu, Stefany salah satu dari tim mengatakan jika dirinya merasa optimis akan mendapatkan juara dalam LKTW yang akan berlangsung di Kampus Magistra Utama di Malang nanti. Sementara itu rencananya besok, ketiga siswa dengan pembinanya Susanto akan bertolak ke Kota Malang. Sebab, menurut aturan dari panitia, sehari sebelum pelaksanaan semua enam tim yang lolos harus sudah berada di lokasi babak final, jelasnya.(Kominfo)