Welcome

widget

29 Juni 2010

Masakan Enthung Jati Mantap Jaya

Pernahkan kamu ketika main di daerah hutan menemui kepompong ulat jati? nah di daerah bojonegoro enthung jati dapat d jadikan santapan yang lezat, biasanya di masak dengan cara di tumis dengan bumbu-bumbu dapur seperti irisan bawang, lombok, kecap,dll. rasanya tak kalah dengan tumis udang atau tumis ayam. ehm,, mak Nyuss.... bisa d coba datang aja di bojonegoro Kecamatan Temayang dan Desa/Kecamatan Gondang. semoga refrensi ini dapat menjadikan koleksi wisata kuliner anda.
Bojonegoro- Bagi kebanyakan warga, enthung pohon jati tak ubahnya kepompong ulat jati yang akan menjadi kupu-kupu. Sehingga, melihat bentuknya saja, banyak warga yang jijik dan enggan mendekat. Namun, hal itu tidak untuk warga di pinggiran hutan Kabupaten Bojonegoro.

Kebanyakan warga di tepian hutan Bojonegoro saat ini adalah giat-giatnya mencari enthung untuk disantap setiap hari, maupun dijual ke masyarakat umum. Seperti yang terjadi di Desa Kedungdumber, Kecamatan Temayang dan Desa/Kecamatan Gondang. Kedua tempat tersebut terletak dibagian selatan Kabupaten Bojonegoro atau arah menuju ke Kabupaten Nganjuk.


Pantauan beritajatim.com di lapangan, Minggu (27/12/2009) menyebutkan, kalau warga mendapatkan enthung dengan cara yang mudah, cukup menyibak-nyibak daun jati yang rontok dibawah pohon, warga sudah bisa mengaisnya.

Setelah terkumpul banyak, warga segera mencuci ulat kecil yang masih bergerak-gerak menggelikan itu. Setelah bersih, warga siap untuk membumbuinya sebelum digoreng. "Kalau anda belum mencoba, maka tidak mengetahui lezatnya makan enthung ulat jati," kata Sukinah (52) warga Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang.

Kebanyakan warga tepian hutan sangat suka rasanya. Selain itu juga katanya enthung ulat jati banyak proteinnya dan juga baik untuk tubuh. "Saat masak, kami memberi bumbu seperti akan menumis atau bisa digoreng biasa layaknya menggoreng ayam," sambungnya.

Hal senada diterangkan oleh Gatot, warga Desa/Kecamatan Gondang. Menurutnya, kebiasaan warga tersebut telah turun temurun. Sehingga tidak heran kalau makan nasi dipinggir jalan, lauk pauk warga berupa enthung ulat jati yang warnanya sudah cokelat kemerah-merahan.

"Kalau orang awam, biasanya akan geli atau jijik melihat enthung tersebut. Namun, kalu sudah biasa, akan nikmat rasanya," sambungnya. Menurut Gatot, kalau warga kota atau luar Kabupaten Bojonegoro penasaran dengan rasa enthung jati bisa mencobanya. Sebab, hari-hari seperti ini enthung mudah didapatkan dan jumlahnya sangat banyak. Selamat mencoba.(beritajatim.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar